Perkenankan saya mengajak saudara2 berjihad lewat fakta2 dan kalimat agar telinga yang tertutup mendengar, mata yang berselaput membuka, pikiran yang mabuk kembali tersadar, orang2 yang tidur segera bangun.
Saudara2, Penyakit yang Lebih Berbahaya dari AIDS Telah Ditemukan ! Penyakit itu namanya Penyakit Salah Pikir. Sebab Penyakit Berpikir tidak hanya ada satu macam spesies seperti "Ad Hominem", namun juga "Moral Fallacy", (Simpati yang salah kepada seseorang atas dasar moralitas). Penyakit yang belakang adalah mutasi yang lebih berbahaya daripada spesies awal. Sebab dengan alasan moralitas kita seringkali disesatkan supaya melakukan perkosaan terhadap hak2 manusia lain, dengan alasan moralitas pula kita diijinkan mencabuli hukum dan mencederai sifat keadilan.
~Yz
The term ‘‘moralistic fallacy’’ was coined by Harvard University microbiologist Bernard Davis
http://sq.4mg.com/
……………………………………………………………………
Hormati Tuhan, Hormati Agama, Hormati Otoritas, Hormati Hukum. Suatu bangsa mulia, maka terlebih dahulu bangsa itu menegaskan harkat ke-muliaannya kepada bangsa lain. Suatu bangsa yang larut kepada tindak perzinahan, kemabukan, percabulan, pencurian, kemiskinan dan kerusuhan bukan merupakan bangsa mulia, melainkan bangsa yang sesuai dengan petunjuk kitab samawi wajib dihapus secara berkala oleh eksistensi bangsa lain yang mulia.
~Yz
http://www.facebook.com/
Nusantara Indonesia adalah tanah yang diberkahi Tuhan selama masa millennium tidak terbilang. Tidak hanya itu, namun juga dilindungi Tuhan dengan penurunan banyak Agama2 besar yang masuk sebagai spirit jiwa penduduknya. Mulai dari masa Hindu-Buddha hingga Kristiani dan Islam, semua memberi aturan dan keberlangsungan eksistensi yang sehat bagi penduduk Nusantara ini. Namun ada konspirasi jahat dari pihak tertentu yang tidak ingin harmoni di Nusantara ini berlangsung. Mereka ingin agar bangsa ini menjadi sumber buruh murah (budak) mereka kaum konspirator yang ingin mencelakai bangsa mulia dan bermatrabat ini dengan mengganti agama yang kita anut ini dengan impor faham peri-kebinatangan anti-Tuhan seperti Ateisme, Pluralisme dan kesetaraan.
~Yz
http://www.facebook.com/
……………………………………………………………………
CONTOH 1 : Kalau saya memungut sepuluh buah jeruk busuk menghitam dari tempat sampah pasar dan menjual kepada anda dengan mengatakan bahwa ini jeruk segar, apakah saya dapat dikatakan ber-etika ? http://
……………………………………………………………………
CONTOH 2 : Satu lagi prestasi ‘burung thogut’, seseorang boleh mencuri kalau bisa mengemukakan alasan "Lapar" ?.
http://www.beritasaya.com/
……………………………………………………………………
CONTOH 3 (SEBAGAI MAKSUD PEMBANDINGAN) : Demi Allah, andaikan Fatimah puteri Muhammmad mencuri tentu aku potong tangannya (HR. Bukhari-Muslim). http://
……………………………………………………………………
CONTOH 4 (SEBAGAI MAKSUD PEMBANDINGAN) : Shima adalah ratu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah sekitar tahun 674 Masehi. Ia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan, serta untuk mendorong agar rakyatnya senantiasa jujur. Tradisi mengisahkan seorang raja asing yang meletakkan kantung berisi emas di tengah-tengah persimpangan jalan dekat alun-alun ibu kota Kalingga. Raja asing ini melakukan hal itu karena ia mendengar kabar tentang kejujuran rakyat Kalingga dan berniat menguji kebenaran kabar itu. Tidak seorangpun berani menyentuh kantung yang bukan miliknya itu, hingga suatu hari tiga tahun kemudian, seorang putra Shima, sang putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung itu dengan kakinya. Mulanya Sang Ratu menjatuhkan hukuman mati untuk putranya, akan tetapi para pejabat dan menteri kerajaan memohon agar Sang Ratu mengurungkan niatnya itu dan mengampuni sang pangeran. Karena kaki sang pangeran yang menyentuh barang yang bukan miliknya itu, maka Ratu menjatuhkan hukuman memotong kaki sang pangeran. Menurut Carita Parahyangan Cicit Ratu Shima adalah Sanjaya yang menjadi Raja Galuh, dan menurut Prasasti Canggal adalah pendiri Kerajaan Medang di Mataram. Berdasarkan Naskah Wangsakerta disebutkan bahwa Ratu Shima berbesan dengan penguasa terakhir Tarumanegara.
……………………………………………………………………
CONTOH 4 (SEBAGAI MAKSUD PEMBANDINGAN) : Anak Mati Jelas Kuburannya, Hukum Mati Cari Dimana??
" Matee aneuk meupat jeurat, matee hukom pat tamita ” Artinya, jika anak yang mati jelas dimana kuburannya, tetapi jika hukum yang mati kemana lagi harus dicari.
Adalah Sultan Iskandar Muda sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda, dimana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam.
Pada masa Sultan Iskandar muda merupakan masa kegemilangan Aceh. Dia tidak hanya mampu menyusun dan menetapkan berbagai konsep qanun (undang-undang dan peraturan) yang adil dan universal, tetapi juga telah mampu melaksanakan secara adil dan universal pula.
Sultan Iskandar Muda adalah Raja yang memperhatikan Agama dalam kepemimpinan,pada zaman beliau telah melaksanakan usaha Dakwah mengikuti cara kerja Baginda Rosullah SAW. Terbukti masuknya islam kejawa di dakwahkan oleh orang Aceh.dan masih banyak Negara yang telah dimasuki usaha dakwah pada masa kerajaan sultan iskandar Muda. Sebagai seorang yang masih sangat muda menduduki tahta kerajaan (usia 18-19 tahun),kesuksesan Sultan Iskandar Muda sebagai penguasa Kerajaan Aceh Darussalam telah mendapat pengakuan bukan hanya dari rakyatnya, tetapi dari musuh-musuhnya dan bangsa asing di seluruh dunia.
Dari pihak leluhur ibu, Iskandar Muda adalah keturunan dari Raja Darul-Kamal, dan dari pihak leluhur ayah merupakan keturunan dari keluarga Raja Makota Alam. Darul-Kamal dan Makota Alam dikatakan dahulunya merupakan dua tempat pemukiman bertetangga (yang terpisah oleh sungai) dan yang gabungannya merupakan asal mula Aceh Darussalam.
Iskandar Muda seorang diri mewakili kedua cabang itu, yang berhak sepenuhnya menuntut takhta. Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur pada masa kejayaannya. Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau. Kekuasaan Aceh pula meliputi hingga Perak.
Ada satu pidato Sultan Iskandar Muda, pada saat akan menghukum pancung putra mahkotanya karena melakukan pelanggaran hukum berat. Inilah kisah keteladanan para pemimpin bangsa ini dimasa lalu, mereka sadar bahwa kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan ke akhirat sehingga mereka bertanggungjawab pada Allah SWT dan rakyatnya dengan memberikan teladan walaupun harus menghukum mati putra mahkotanya sendiri.
" Matee aneuk meupat jeurat, matee hukom pat tamita ” Artinya, jika anak yang mati jelas dimana kuburannya, tetapi jika hukum yang mati kemana lagi harus dicari. begitu ucap seorang Sultan Iskandar Muda.
Tapi kini, tiada kita temukan keteladanan dan kejujuran seorang pemimpin, baik ( di pemerintahan, di parpol, di ormas bahkan di perusahaan2) , mereka selalu menggunakan hukum untuk berkelit dari berbagai kejahatan yg mereka perbuat, mereka sudah tidak takut sama Allah SWT lagi bahkan menggunakan Allah SWT untuk mengelabui rakyatnya dengan berkali2 mondar mandir menuju tanah suci.
Kapan lagi Republik ini memiliki pemimpin seperti SULTAN ISKANDAR MUDA...!!!
……………………………………………………………………
KESIMPULAN: RATU SIMA DAN SULTAN ISKANDAR MUDA SEBAGAI TONGGAK PENEGAKAN HUKUM PERADABAN ARYA NUSANTARA
~Yz
FIRMAN TUHAN: Maka jangan sekali-kali kamu takut kepada manusia dan takutlah kamu kepada Ku saja dan janganlah kamu jual ayat-ayatku dengan harga yang sedikit (QS Al Maidah :44)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar