Sumbangan Pendidikan Ke Singapura Dikritik
Bagus Santosa - Okezone
Kamis, 5 Januari 2012 22:33 wib
Ilustrasi
JAKARTA - Sumbangan sebesar USD30 juta dari konglomerat, Dr Tahir untuk National University of Singapore (NUS) sangat disesalkan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI).
Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan INTI, Tellie Gozelie, menganggap sumbangan dari Bos Mayapada Group ini dirasakan lebih pantas jika diberikan untuk negara sendiri ketimbang Singapura. Pasalnya, dunia pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dari negara-negara maju atau bahkan Singapura dan Malaysia.
"Pandangan saya sebagai bagian dari entitas warga tionghoa. Sumbangan Tahir ke NUS adalah Pelanggaran Nilai-nilai etika Kebangsaan dan Nasionalisme, Artinya dunia pendidikan tanah air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum," tulis Tellie lewat siaran persnya yang diterima okezone, Jakarta, Kamis (5/1/2011).
Lebih lanjut Tellie yang juga merupakan Anggota DPD RI berharap guna membantu pendidikan di negeri ini, ada baiknya warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan dalam negeri.
"Dalam kesempatan ini saya atas nama pribadi, sebagai anggota DPD-MPR RI, dan sebagai bagian dari entitas warga Tionghoa menghimbau kepada seluruh masyarakat warga negara Indonesia untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi sekarang ini," harapnya.
Sebelumnya, menurut Surat Kabar Inggris The Sunday Times, Minggu 1 Januari 2012, bahwa konglomerat Indonesia, Tahir memberikan sumbangan 30 juta US Dollar atau lebih kurang Rp270 miliar, untuk National University of Singapore (NUS). Jumlah ini merupakan sumbangan asing terbesar yang pernah diterima universitas ini.
Pada April 2011 lalu, Tahir juga telah menyumbangkan USD1 juta kepada University of California, Berkeley. Uang tersebut digunakan untuk beasiswa bagi siswa internasional yang menjalankan studinya dalam program MBA.
(fer)
Bos Mayapada Tak Nasionalis
Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan INTI, Tellie Gozelie, menganggap sumbangan dari Bos Mayapada Group ini dirasakan lebih pantas jika diberikan untuk negara sendiri ketimbang Singapura. Pasalnya, dunia pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dari negara-negara maju atau bahkan Singapura dan Malaysia.
"Pandangan saya sebagai bagian dari entitas warga tionghoa. Sumbangan Tahir ke NUS adalah Pelanggaran Nilai-nilai etika Kebangsaan dan Nasionalisme, Artinya dunia pendidikan tanah air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum," tulis Tellie lewat siaran persnya yang diterima okezone, Jakarta, Kamis (5/1/2011).
Lebih lanjut Tellie yang juga merupakan Anggota DPD RI berharap guna membantu pendidikan di negeri ini, ada baiknya warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan dalam negeri.
"Dalam kesempatan ini saya atas nama pribadi, sebagai anggota DPD-MPR RI, dan sebagai bagian dari entitas warga Tionghoa menghimbau kepada seluruh masyarakat warga negara Indonesia untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi sekarang ini," harapnya.
Sebelumnya, menurut Surat Kabar Inggris The Sunday Times, Minggu 1 Januari 2012, bahwa konglomerat Indonesia, Tahir memberikan sumbangan 30 juta US Dollar atau lebih kurang Rp270 miliar, untuk National University of Singapore (NUS). Jumlah ini merupakan sumbangan asing terbesar yang pernah diterima universitas ini.
Pada April 2011 lalu, Tahir juga telah menyumbangkan USD1 juta kepada University of California, Berkeley. Uang tersebut digunakan untuk beasiswa bagi siswa internasional yang menjalankan studinya dalam program MBA.
(fer)
Bos Mayapada Tak Nasionalis
Penulis: Achsin |
Kamis, 05 Januari 2012 20:22 |
itoday – Pengusaha Indonesia yang juga bos Group Mayapada, Tahir yang telah menyumbang ke National University of Singapore (NUS) sebesar US$30 juta menunjukkan tindakan sangat tidak nasionalis. Demikian dikatakan Dewan Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Tellie Gozelie dalam rilis kepada wartawan, Kamis (5/1). Menurut Tellie Gozelie, sumbangan Tahir melanggar nilai-nilai etika kebangsaan dan nasionalisme karena dunia pendidikan tanah air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum “Sangat keliru jika ada warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan luar negeri yang notabene pendidikan sudah lebih maju dari Indonesia,” ungkapnya. Tellie Gozelie mengajak entitas warga Tionghoa untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme. Sebagaimana berita sebelumnya, pemilik Group Mayapada, Tahir telah menyumbang US$30 juta atau lebih kurang Rp 270 miliar kepada National University of Singapore (NUS). Jumlah itu merupakan sumbangan terbesar yang pernah diterima universitas di Singapura itu dari orang asing selama ini. Laporan Wartawan Tribunnews.com Willy Widianto TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Indonesia bernama Dr. Tahir memberikan sumbangan kepada National University of Singapore (NUS). Tidak tanggung-tanggung bos Mayapada Group itu mengeluarkan koceknya sebesar 30 Juta dolar AS atau Rp 270 Milyar pada awal bulan ini.Menurut Surat Kabar Inggris The Sunday Times, Minggu (1/1/2012), sumbnagan konglomerat Indonesia tersebut merupakan sumbangan terbesar dari orang asing selama ini. Sebelumnya Pada April 2011, Tahir juga telah menyumbangkan 1 juta dolar AS kepada University of California, Berkeley. Uang tersebut digunakan untuk beasiswa bagi siswa internasional yang menjalankan studinya dalam program MBA. Terkait hal itu Dewan Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Tellie Gozelie, menyayangkan sikap yang dilakukan oleh pengusaha Indonesia Dr. Tahir. Tellie menilai sumbangan yang cukup besar tersebut sangatlah menyakitkan bangsa Indonesia, lantaran dunia pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dari negara-negara maju atau bahkan Singapura dan Malaysia. "Pandangan saya sebagai bagian dari entitas warga tionghoa. Sumbangan Tahir ke NUS adalah Pelanggaran Nilai-nilai etika Kebangsaan dan Nasionalisme, Artinya dunia pendidikan tanah air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum," ungkap Tellie dalam siaran persnya kepada Tribunnews.com, Kamis(5/1/2012). Lebih lanjut Tellie yang juga mengatakan jika ada warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan luar negeri yang notabene pendidikan sudah lebih maju dari Indonesia, maka hal itu merupakan sebuah kekeliruan. "Dalam kesempatan ini saya atas nama pribadi, sebagai anggota DPD-MPR RI, dan sebagai bagian dari entitas warga Tionghoa mengimbau kepada seluruh masyarakat warga negara Indonesia untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi sekarang ini,"tegas anggota DPD ini. Sumbangan Pengusaha Indonesia ke NUS DisesalkanRiski Adam Liputan6.com, Jakarta: Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Tellie Gozelie menyayangkan sikap yang dilakukan pengusaha Indonesia Dr. Tahir. Tahir yang merupakan Bos dari Group Mayapada sebelumnya memberikan sumbangan kepada National University of Singapore (NUS) sebesar US$ 30 juta pada awal bulan ini.Tellie menilai, sumbangan yang cukup besar tersebut sangatlah menyakitkan bangsa Indonesia. Lantaran dunia pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dari negara-negara maju atau bahkan Singapura dan Malaysia. "Pandangan saya sebagai bagian dari entitas warga Tionghoa. Sumbangan Tahir ke NUS adalah pelanggaran nilai-nilai etika Kebangsaan dan Nasionalisme. Artinya dunia pendidikan Tanah Air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum," ungkap Tellie di Jakarta, Kamis (5/1). Lebih lanjut Tellie yang juga merupakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menjelaskan, jika ada warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan luar negeri, hal itu merupakan sebuah kekeliruan. Apalagi yang disumbang adalah lembaga pendidikan sudah lebih maju dari Indonesia. Tellie mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi. Seperti diberitakan The Sunday Times, konglomerat Indonesia Tahir, pemilik Group Mayapada, memberikan sumbangan US$ 30 juta atau lebih kurang Rp 270 miliar untuk National University of Singapore (NUS). Jumlah itu merupakan sumbangan terbesar yang pernah diterima universitas di Singapora itu dari orang asing selama ini. Sebelumnya Pada April 2011, Tahir juga menyumbangkan US$ 1 juta kepada University of California, Berkeley. Uang tersebut digunakan untuk beasiswa bagi siswa internasional yang menjalankan studinya dalam program MBA.(ULF) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar