Blogroll

Selasa, 28 Februari 2012

Penjelasan tentang upacara api suci


BAB XIV (Penjelasan tentang upacara api suci)

Para rshi berkata :
1.     Tuan, mohon beritahukanlah hamba secara terperinci tentang upacara api, kurban pada para dewa, Brahmayajna, pemujaan kepada guru dan penghormatan pada para brahmana.
Rshi Suta berkata :
2.      Persembahan yang diberikan pada api suci disebut sebagai upacara api (Agniyajna). Pada orang yang masih dalam proses brahmacharya asrama disebut sebagai seorang samidadhana (yang mengumpulkan ranting untuk dipakai sebagai kayu upacara) Para brahmana sekalian, sebelum melakukan upacara Aupasana (upacara api suci bagi para pelaku rumah tangga) maka semua orang yang berada dalam asrama yang pertama harus melakukan vrata mereka masing-masing dan upacara api khusus dari ranting kayu mereka.
3.      satu bagian dengan sloka dua.
4.      Para brahmana, pada mereka yang menjalani kehidupan pertapa yang telah menyerahkan api suci mereka pada sang Atman, hanya dengan membatasi makanan atau melakukan disiplin tertentu terhadap makanan maka itu sudah berarti ia melakukan persembahan suci.
5.      Seorang pelaku rumah tangga yang  telah memulai upacara Aupasana harus mempertahankan pelaksanaan upacara itu dengan menaruh api suci pada sebuah tungku atau lubang buatan.
6.      Api upacara harus dipertahankan dalam Atman atau di dalam Arani (tempat membuat api dari dua ranting yang digosokkan) atau setidaknya dipadamkan oleh seorang yang merupakan orang suci.
7.      Para brahmana sekalian, upacara api suci yang dilakukan pada senja hari akan memberikan kesejahteraan. Upacara pada pagi hari adalah untuk mendapatkan umur panjang dan kesehatan yang baik.
8.      Semua upacara ini disebut sebagai Agniyajna semasih ada dan memanfaatkan sinar matahari selama upacara itu. Sedangkan upacara persembahan seperti upacara Sthalapatika untuk dewa Indra dan dewa yang lainnya disebut sebagai Dewayajna. Dan ritual Caula (menggundulkan rambut, dalam rangka pelaksanaan ritual agama) dilakukan dengan menggunakan api biasa.
9.      Satu bagian dengan sloka 8.
10.  Membaca dan mempelajari kitab veda secara teratur maka itu disebut sebagai Brahmayajna. Seorang brahmin harus melakukan kegiatan ini secara terus menerus untuk menyenangkan para dewa.
11.  Ini juga harus dilakukan oleh semua golongan dan kasta karena tidak ada persyaratan khusus untuk melakukannya. Sekarang kita sampai pada penjelasan tentang upacara tertentu yang tanpa menggunakan api suci.
12.  Pada awal masa penciptaan pertama, yang mahakuasa dan maha welas asih Mahadewa menciptakan hari-hari yang berbeda untuk kepentingan umat manusia dan dunia.
13.  Dewa Mahadewa yang merupakan tabib universal, yang mahatahu, penguasa dari semua penyembuh, membuat hari yang pertama dari hari beliau yang memberikan kesehatan yang baik.
14.  Selanjutnya beliau menciptakan hari untuk Maya (ilusinya) yang memberikan kesejahteraan. Selanjutnya setelah kelahiran Kumara yang disertai dengan beberapa ketidak beruntungan, maka beliau menciptakan hari untuk menyebarkan ketidak beruntungan. Selanjutnya dengan maksud untuk memberkati dunia dan untuk keselamatannya maka beliau menciptakan hari untuk memuja Vishnu, pelindung seluruh dunia. Hari selanjutnya diciptakan untuk memberkati dunia dengan panjang umur, hari ini ditujukan untuk Brahma sebagai penganugrah panjang umur dimana beliau juga bergelar sang Pramesthi. Demikianlah hari ini juga menganugrahkan panjang umur.
15.  satu bagian dengan sloka 14
16.  satu bagian dengan sloka 14
17.  satu bagian dengan sloka 14
18.  Dua hari yang terakhir dalam satu minggu adalah hari yang diciptakan oleh Indra dan Yama. Pada awal mulanya, ketika sang dewa menciptakan punya dan papa (kebajikan dan dosa) untuk membuat dunia ini berkembang kembali, maka dewa-dewa ini ditugaskan untuk mengasai dua hari ini.
19.  Dua hari yang terakhir adalah hari yang menganugrahkan kenikmatan duniawi dan mencegah kematian yang tidak pada waktunya. Sang dewa menciptakan matahari dan sebagainya yang merupakan manifestasi beliau dan ditetapkan dalam sebuah perputaran tatasurya (Jyotischakra)76 dan mengepalai masing-masing hari. Pemujaan terhadap masing-masing dewa ini memberikan pahala yaitu kesehatan, kekayaan, pengahalau penyakit, keharmonisan, umur panjang, kenikmatan duniawi dan pencegahan terhadap kematian yang tidak pada waktunya. Dikatakan bahwa masing-masing pahala akan didapatkan dari pemujaan terhadap dewa-dewa ini. Sedangkan Shiva adalah dewa yang menganugrahkan pahala setelah pemujaan kepara dewa itu.
20.  satu bagian dengan sloka 19
21.  satu bagian dengan sloka 19
22.  satu bagian dengan sloka 19
23.  Pemujaan yang dilakukan untuk mendapatkan perkenan dewa-dewa tertentu terdiri dari lima persyaratan dasar : 1). Pengulangan mantra suci dari dewa yang bersangkutan. 2). Upacara persembahan. 3). Pemberian hadiah. 4). Vrata atau tirakat tertentu. 5). Pemujaan didepan altar, api suci ataupun memuja seorang brahmana. Selain itu harus dilakukan enam belas rupa pelayanan pada beliau.
24.  satu bagian dengan sloka 23
25.  Dari lima persyaratan itu, yang terakhir adalah yang terbaik dari sebelumnya. Dan jika persyaratan sebelumnya tidak bisa dilakukan karena suatu hal maka dengan melakukan persyaratan yang terakhir saja sudah cukup. Untuk penyembuhan maka dewa Surya yang harus dipuja dan harus diikuti dengan melakukan ritual memeberi makan para brahmana selama satu hari, satu bulan, setahun atau tiga tahun.
26.  satu bagian dengan sloka 25.
27.  Jika perbuatan yang berpahala yang dilakukan memiliki kapasitas yang lebih banyak dari perbuatan diosa maka segala kesulitan dan halangan akan dapat diatasi. Pengulangan mantra dari seorang dewa yang disenangi akan memberikan pahala dari pelaksanaan puja pada setiap dewa setiap hari. Hari yang pertama ditujukan pada Surya yang bermanfaat untuk menghalau berbagai penyakit khususnya untuk para brahmana.
28.  satu bagian dengan sloka 27
29.  Untuk mendapatkan kekayaan, seorang pemuja yang cerdas, akan memuja Laskhmi pada hari senin dengan mempersembahkan nasi yangdimasak dengan mentega dan melakukan ritual memberi makan pasangan orang suci atau para brahmana.
30.  Untuk menghalau segala penyakit dan wabah maka seseorang yang cerdas akan memuja Kali dan dewi yang lainnya pada hari selasa. Ia harus melakukan ritual memberi makan para brahmana dengan ukuran satu Andhaka nasi yang matang, kacang-kacangan, black gram dan green gram.
31.  Orang yang cerdas akan memuja Vishnu dengan nasi mentega pada hari Rabu. Anak-anak, teman, kerabat, famili dan sebagainya akan selalu berkembang.
32.  Orang yang menginginkan umur panjang harus memuja dewa-dewa itu dengan benang suci, kain, susu, dan mentega pada hari kamis.
33.  Pada hari jumat, untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka para pemuja hendaknya memuja para dewa dengan penuh konsentrasi. Para brahmin hendaknya dijamu dengan makanan enam rasa (77).
34.  Pakaian yang bagus harus diberikan pada para wanita untuk menyenangkan hati mereka. Pemuja yang bijak akan memuja Rudra dan dewa yang lainnya pada hari sabtu untuk menghalau kematian yang tidak pada waktunya. Dengan melakukan homa dengan menggunakan umbi-umbian yang terasa pedas. Demikianlah dengan memuja para dewa itu mereka akan mendapatkan berbagai keperluan hidup mereka seperti kesehatan.
35.  satu bagian dengan sloka diatas.
36.  Dalam ritual sehari-hari atau persembahan khusus pada para dewa, para pemuja hendaknya melakukan permandian suci, mengulang-ulang mantra dewa yang bersangkutan, menjamu para brahmana, memuja para dewa pada hari yang khusus, pada pertemuan planet tertentu, atau pada hari lain, Tuhan yang maha penguasa akan mengambil aspek dewa-dewa tertentu untuk memberikan anugrah berupa kesehatan dan yang lainnya. Beliau menganugrahkan semua itu sesuai dengan tempat, waktu dan keadaan mereka yang membutuhkannya.
37.  satu bagian dengan sloka 36
38.  satu bagian dengan sloka 36
39.  Sarana yang dipakai untuk melakukan persembahan hendaknya menyesuaikan dengan kepercayaan seseorang atau kepercayaan setempat.  Dewa juga memberikan anugrah seperti kesehatan, kekayaan daan sebagainya sesuai dengan kualitas bakti seseorang.
40.  Pada awal periode buruk sesuai dengan kelahiran seseorang, sesuai dengan perhitungan perbintangan, maka seorang pelaku rumah tangga hendaknya memuja para dewa untuk kebaikan rumah tangganya.
41.  Demikianlah pemujaan kepada para dewa akan memberikan berbagai pahala. Pemujaan yang dilakukan oleh seorang brahmana hendaknya disertai dengan pengulangan mantra dan gerakan tangan tertentu pada saat lain.
42.  Pemujaan hendaknya dilakukan oleh mereka yang menginginkan hasil yang maksimal hendaknya dilakukan selama tujuh hari penuh sesuai dengan kemampuan mereka.
43.  Mereka yang kurang mampu dalam hal materi hedaknya melakukan puja dengan tirakat tertentu sedangkan mereka yang memiliki uang hendaknya melakukan pelayanan dengan materi mereka. Mereka harus berulang-ulang melakukan perbuatan yang bijak dengan keyakinan yang penuh.
44.  Setelah menikmati kebahagiaan di surga maka mereka akan lahir lagi ke bumi. Maka untuk lebih baiknya, kekayaan hendaknya digunakan untuk melakukan perbuatan baik seperti membangun fasilitas umum, kuil, patung dewa, melakukan upacara suci dan sebagainya. Dan jika waktunya sudah tiba maka ia akan menikmati kebahagiaan atas pahalanya berupa pengetahuan yang sempurna. Para brahmana sekalian, mereka yang mendengar atau membaca bab ini atau mereka yang memberikan kesempatan pada yang lain untuk mendengarkannya, akan mendapatkan pahala yang sama dengan melakukan Devayajna.
45.  Jyotish chakra atau Simsumara Chakra menunjukkan sistim tatasurya yang diyakini berbentuk seperti perputaran roda. Langit yang membentang luas adalah ibarat samudra dimana bintang-bintang bertebaran ibarat ikan yang berada dilautan. Perputaran Roda tatasurya yang dimaksudkan adalah keseluruhan dari pergerakan bintang-bintang yang digerakkan oleh satu daya tarik yang disebut sebagai berbagai jenis angin (Vata) namun sebenarnya itu adalah bentuk kekuatanayng tidak tampak pada setaip benda langit.
46.  Tujuh rasa yang dimaksud adalah pedas, hambar, manis, asin, pahit, dan asam.  
 http://agamakuhindu.blogspot.com/2011/07/bab-xiv-penjelasan-tentang-upacara-api.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar