BAB XIV (Penjelasan tentang upacara api suci)
1. Tuan,
mohon beritahukanlah hamba secara terperinci tentang upacara api,
kurban pada para dewa, Brahmayajna, pemujaan kepada guru dan
penghormatan pada para brahmana.
Rshi Suta berkata :
2. Persembahan
yang diberikan pada api suci disebut sebagai upacara api (Agniyajna).
Pada orang yang masih dalam proses brahmacharya asrama disebut sebagai
seorang samidadhana (yang mengumpulkan ranting untuk dipakai sebagai
kayu upacara) Para brahmana sekalian, sebelum melakukan upacara Aupasana
(upacara api suci bagi para pelaku rumah tangga) maka semua orang yang
berada dalam asrama yang pertama harus melakukan vrata mereka
masing-masing dan upacara api khusus dari ranting kayu mereka.
3. satu bagian dengan sloka dua.
4. Para
brahmana, pada mereka yang menjalani kehidupan pertapa yang telah
menyerahkan api suci mereka pada sang Atman, hanya dengan membatasi
makanan atau melakukan disiplin tertentu terhadap makanan maka itu sudah
berarti ia melakukan persembahan suci.
5. Seorang
pelaku rumah tangga yang telah memulai upacara Aupasana harus
mempertahankan pelaksanaan upacara itu dengan menaruh api suci pada
sebuah tungku atau lubang buatan.
6. Api
upacara harus dipertahankan dalam Atman atau di dalam Arani (tempat
membuat api dari dua ranting yang digosokkan) atau setidaknya dipadamkan
oleh seorang yang merupakan orang suci.
7. Para
brahmana sekalian, upacara api suci yang dilakukan pada senja hari akan
memberikan kesejahteraan. Upacara pada pagi hari adalah untuk
mendapatkan umur panjang dan kesehatan yang baik.
8. Semua
upacara ini disebut sebagai Agniyajna semasih ada dan memanfaatkan
sinar matahari selama upacara itu. Sedangkan upacara persembahan seperti
upacara Sthalapatika untuk dewa Indra dan dewa yang lainnya disebut
sebagai Dewayajna. Dan ritual Caula (menggundulkan rambut, dalam rangka
pelaksanaan ritual agama) dilakukan dengan menggunakan api biasa.
9. Satu bagian dengan sloka 8.
10. Membaca
dan mempelajari kitab veda secara teratur maka itu disebut sebagai
Brahmayajna. Seorang brahmin harus melakukan kegiatan ini secara terus
menerus untuk menyenangkan para dewa.
11. Ini
juga harus dilakukan oleh semua golongan dan kasta karena tidak ada
persyaratan khusus untuk melakukannya. Sekarang kita sampai pada
penjelasan tentang upacara tertentu yang tanpa menggunakan api suci.
12. Pada
awal masa penciptaan pertama, yang mahakuasa dan maha welas asih
Mahadewa menciptakan hari-hari yang berbeda untuk kepentingan umat
manusia dan dunia.
13. Dewa
Mahadewa yang merupakan tabib universal, yang mahatahu, penguasa dari
semua penyembuh, membuat hari yang pertama dari hari beliau yang
memberikan kesehatan yang baik.
14. Selanjutnya
beliau menciptakan hari untuk Maya (ilusinya) yang memberikan
kesejahteraan. Selanjutnya setelah kelahiran Kumara yang disertai dengan
beberapa ketidak beruntungan, maka beliau menciptakan hari untuk
menyebarkan ketidak beruntungan. Selanjutnya dengan maksud untuk
memberkati dunia dan untuk keselamatannya maka beliau menciptakan hari
untuk memuja Vishnu, pelindung seluruh dunia. Hari selanjutnya
diciptakan untuk memberkati dunia dengan panjang umur, hari ini
ditujukan untuk Brahma sebagai penganugrah panjang umur dimana beliau
juga bergelar sang Pramesthi. Demikianlah hari ini juga menganugrahkan
panjang umur.
15. satu bagian dengan sloka 14
16. satu bagian dengan sloka 14
17. satu bagian dengan sloka 14
18. Dua
hari yang terakhir dalam satu minggu adalah hari yang diciptakan oleh
Indra dan Yama. Pada awal mulanya, ketika sang dewa menciptakan punya
dan papa (kebajikan dan dosa) untuk membuat dunia ini berkembang
kembali, maka dewa-dewa ini ditugaskan untuk mengasai dua hari ini.
19. Dua
hari yang terakhir adalah hari yang menganugrahkan kenikmatan duniawi
dan mencegah kematian yang tidak pada waktunya. Sang dewa menciptakan
matahari dan sebagainya yang merupakan manifestasi beliau dan ditetapkan
dalam sebuah perputaran tatasurya (Jyotischakra)76 dan mengepalai
masing-masing hari. Pemujaan terhadap masing-masing dewa ini memberikan
pahala yaitu kesehatan, kekayaan, pengahalau penyakit, keharmonisan,
umur panjang, kenikmatan duniawi dan pencegahan terhadap kematian yang
tidak pada waktunya. Dikatakan bahwa masing-masing pahala akan
didapatkan dari pemujaan terhadap dewa-dewa ini. Sedangkan Shiva adalah
dewa yang menganugrahkan pahala setelah pemujaan kepara dewa itu.
20. satu bagian dengan sloka 19
21. satu bagian dengan sloka 19
22. satu bagian dengan sloka 19
23. Pemujaan
yang dilakukan untuk mendapatkan perkenan dewa-dewa tertentu terdiri
dari lima persyaratan dasar : 1). Pengulangan mantra suci dari dewa yang
bersangkutan. 2). Upacara persembahan. 3). Pemberian hadiah. 4). Vrata
atau tirakat tertentu. 5). Pemujaan didepan altar, api suci ataupun
memuja seorang brahmana. Selain itu harus dilakukan enam belas rupa
pelayanan pada beliau.
24. satu bagian dengan sloka 23
25. Dari
lima persyaratan itu, yang terakhir adalah yang terbaik dari
sebelumnya. Dan jika persyaratan sebelumnya tidak bisa dilakukan karena
suatu hal maka dengan melakukan persyaratan yang terakhir saja sudah
cukup. Untuk penyembuhan maka dewa Surya yang harus dipuja dan harus
diikuti dengan melakukan ritual memeberi makan para brahmana selama satu
hari, satu bulan, setahun atau tiga tahun.
26. satu bagian dengan sloka 25.
27. Jika
perbuatan yang berpahala yang dilakukan memiliki kapasitas yang lebih
banyak dari perbuatan diosa maka segala kesulitan dan halangan akan
dapat diatasi. Pengulangan mantra dari seorang dewa yang disenangi akan
memberikan pahala dari pelaksanaan puja pada setiap dewa setiap hari.
Hari yang pertama ditujukan pada Surya yang bermanfaat untuk menghalau
berbagai penyakit khususnya untuk para brahmana.
28. satu bagian dengan sloka 27
29. Untuk
mendapatkan kekayaan, seorang pemuja yang cerdas, akan memuja Laskhmi
pada hari senin dengan mempersembahkan nasi yangdimasak dengan mentega
dan melakukan ritual memberi makan pasangan orang suci atau para
brahmana.
30. Untuk
menghalau segala penyakit dan wabah maka seseorang yang cerdas akan
memuja Kali dan dewi yang lainnya pada hari selasa. Ia harus melakukan
ritual memberi makan para brahmana dengan ukuran satu Andhaka nasi yang
matang, kacang-kacangan, black gram dan green gram.
31. Orang
yang cerdas akan memuja Vishnu dengan nasi mentega pada hari Rabu.
Anak-anak, teman, kerabat, famili dan sebagainya akan selalu berkembang.
32. Orang yang menginginkan umur panjang harus memuja dewa-dewa itu dengan benang suci, kain, susu, dan mentega pada hari kamis.
33. Pada
hari jumat, untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka para pemuja
hendaknya memuja para dewa dengan penuh konsentrasi. Para brahmin
hendaknya dijamu dengan makanan enam rasa (77).
34. Pakaian
yang bagus harus diberikan pada para wanita untuk menyenangkan hati
mereka. Pemuja yang bijak akan memuja Rudra dan dewa yang lainnya pada
hari sabtu untuk menghalau kematian yang tidak pada waktunya. Dengan
melakukan homa dengan menggunakan umbi-umbian yang terasa pedas.
Demikianlah dengan memuja para dewa itu mereka akan mendapatkan berbagai
keperluan hidup mereka seperti kesehatan.
35. satu bagian dengan sloka diatas.
36. Dalam
ritual sehari-hari atau persembahan khusus pada para dewa, para pemuja
hendaknya melakukan permandian suci, mengulang-ulang mantra dewa yang
bersangkutan, menjamu para brahmana, memuja para dewa pada hari yang
khusus, pada pertemuan planet tertentu, atau pada hari lain, Tuhan yang
maha penguasa akan mengambil aspek dewa-dewa tertentu untuk memberikan
anugrah berupa kesehatan dan yang lainnya. Beliau menganugrahkan semua
itu sesuai dengan tempat, waktu dan keadaan mereka yang membutuhkannya.
37. satu bagian dengan sloka 36
38. satu bagian dengan sloka 36
39. Sarana
yang dipakai untuk melakukan persembahan hendaknya menyesuaikan dengan
kepercayaan seseorang atau kepercayaan setempat. Dewa juga memberikan
anugrah seperti kesehatan, kekayaan daan sebagainya sesuai dengan
kualitas bakti seseorang.
40. Pada
awal periode buruk sesuai dengan kelahiran seseorang, sesuai dengan
perhitungan perbintangan, maka seorang pelaku rumah tangga hendaknya
memuja para dewa untuk kebaikan rumah tangganya.
41. Demikianlah
pemujaan kepada para dewa akan memberikan berbagai pahala. Pemujaan
yang dilakukan oleh seorang brahmana hendaknya disertai dengan
pengulangan mantra dan gerakan tangan tertentu pada saat lain.
42. Pemujaan
hendaknya dilakukan oleh mereka yang menginginkan hasil yang maksimal
hendaknya dilakukan selama tujuh hari penuh sesuai dengan kemampuan
mereka.
43. Mereka
yang kurang mampu dalam hal materi hedaknya melakukan puja dengan
tirakat tertentu sedangkan mereka yang memiliki uang hendaknya melakukan
pelayanan dengan materi mereka. Mereka harus berulang-ulang melakukan
perbuatan yang bijak dengan keyakinan yang penuh.
44. Setelah
menikmati kebahagiaan di surga maka mereka akan lahir lagi ke bumi.
Maka untuk lebih baiknya, kekayaan hendaknya digunakan untuk melakukan
perbuatan baik seperti membangun fasilitas umum, kuil, patung dewa,
melakukan upacara suci dan sebagainya. Dan jika waktunya sudah tiba maka
ia akan menikmati kebahagiaan atas pahalanya berupa pengetahuan yang
sempurna. Para brahmana sekalian, mereka yang mendengar atau membaca bab
ini atau mereka yang memberikan kesempatan pada yang lain untuk
mendengarkannya, akan mendapatkan pahala yang sama dengan melakukan
Devayajna.
45. Jyotish
chakra atau Simsumara Chakra menunjukkan sistim tatasurya yang diyakini
berbentuk seperti perputaran roda. Langit yang membentang luas adalah
ibarat samudra dimana bintang-bintang bertebaran ibarat ikan yang berada
dilautan. Perputaran Roda tatasurya yang dimaksudkan adalah keseluruhan
dari pergerakan bintang-bintang yang digerakkan oleh satu daya tarik
yang disebut sebagai berbagai jenis angin (Vata) namun sebenarnya itu
adalah bentuk kekuatanayng tidak tampak pada setaip benda langit.
46. Tujuh rasa yang dimaksud adalah pedas, hambar, manis, asin, pahit, dan asam.
http://agamakuhindu.blogspot.com/2011/07/bab-xiv-penjelasan-tentang-upacara-api.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar